Pengaruh Pembakaran Sampah Plastik Terhadap Perubahan Iklim di Desa Simbangwetan, Kecamatan Buaran, Kabupaten Pekalongan

A. ABSTRAK

Dalam menanggulangi sampah-sampah yang terus diproduksi setiap hari agar tidak menumpuk di rumah, terdapat beberapa cara yang telah lazim berjalan di masyarakat seperti dibakar, dibuang di sembarang tempat, dibuang di tempat pembuangan sementara atau akhir, dibuat kompos dan lain sebagainya.

Akan tetapi, tidak semua cara penanganan sampah yang dilakukan oleh masyarakat dapat benar-benar mengatasi permasalahan sampah yang semakin mencemari lingkungan tersebut. Beberapa cara instan yang dilakukan oleh masyarakat dalam menekan populasi sampah justru menimbulkan permasalahan lingkungan lainnya yang bersifat jangka panjang. Sebagai contoh, penangan sampah dengan cara dibakar dapat menyebabkan pencemaran udara, menipisnya lapisan ozon bumi dan lain sebagainya.

Menurut Peraturan Daerah (PERDA) nomor 2 tahun 2005 mengenai pengendalian pencemaran udara, masyarakat tidak diperkenankan membakar sampah, baik di lingkungan rumahnya sendiri atau di tempat pembuangan sampah yang ada di sekitar tempat tinggalnya. Sebab membakar sampah dapat menyebabkan kanker dan gangguan saluran pernapasan.

Selain itu, sampah yang dibakar mengandung karbon dioksida (CO2) dan zat-zat berbahaya lain seperti dioksin yang dapat meyebabkan kanker dan gangguan saluran pernapasan seperti sesak napas. 

Penanganan sampah dengan cara dibakar, baik sampah organik maupun non organik berdasarkan penjelasan diatas akan menimbulkan beberapa permasalahan lingkungan lainnya, seperti pencemaran udara yang dapat mengganggu kesehatan manusia, menipisnya lapisan ozon yang membuat bumi terasa semakin panas dan permasalahan lingkungan lainnya yang akan berdampak pada perubahan iklim.

Dalam tulisan ini, penulis hendak menyajikan sebuah data yang berkaitan dengan perilaku masyarakat Desa Simbangwetan, Kecamatan Buaran, Kabupaten Pekalongan dalam menangani sampah-sampah rumah tangga yang semakin meningkat populasinya. Secara spesifik, penulis akan memfokuskan pembahasan ini pada Pengaruh Pembakaran Sampah Plastik Terhadap Perubahan Iklim di sekitar wilayah tersebut. Selain itu, penulis juga akan berusaha memberikan sedikit solusi terhadap permasalahan tersebut sesuai dengan pengamatan yang penulis lakukan di lapangan.

B. PENANGANAN SAMPAH PLASTIK OLEH MASYRAKAT DESA SIMBANGWETAN, KECAMATAN BUARAN, KABUPATEN PEKALONGAN

Permaslahan lingkungan yang terjadi di Desa Simbangwetan pada dasarnya lebih terfokus pada pengelolaan sampah, baik itu organik maupun non organik.

Berdasarkan pengamatan penulis di lapangan, mayoritas masyarakat Desa Simbangwetan sudah terbiasa mengelola sampah-sampah yang dihasilkan setiap harinya dengan cara dibakar dan dibuang, tak terkecuali dengan sampah-sampah plastik yang mereka hasilkan.

Dalam hal ini terdapat beberapa alasan yang melatarbelakangi tindakan tersebut. Bagi mereka yang mengelola sampahnya dengan cara dibuang, entah di bantaran sungai “Brok Abang” ataupun di tempat-tempat lain yang legal maupun ilegal, mereka beranggapan bahwa hal terpenting adalah membuat rumah mereka bebas dan bersih dari tumpukan-tumpukan sampah, tidak peduli dengan bagaimana nasib lingkungan sekitar tempat dimana mereka membuang sampah-sampahnya tersebut. Sedangkan bagi mereka yang masih mempunyai halaman atau kebun yang cukup luas, mereka relatif lebih memilih untuk membakar sampah-sampahnya secara rutin di pagi atau sore hari di halaman atau kebunnya tersebut, daripada harus bersusah payah mencari-cari tempat pembuangan sampah yang semestinya seperti TPS ataupun TPA.

Artinya, diantara semua KK yang ada di Desa Simbangwetan, hanya ada segelintir KK yang mau mengelola sampah-sampahnya secara istiqomah dengan cara yang benar dan ramah lingkungan, termasuk di dalamnya pengelolaan terhadap sampah-sampah plastik.

C. DAMPAK PENANGANAN SAMPAH PLASTIK YANG DILAKUKAN MASYARAKAT DAN POTENSI YANG BISA MUNCUL DARI PENANGAN YANG TEPAT

Mayoritas masyarakat Desa Simbangwetan membuang dan membakar sampahnya di halaman-halaman kosong sekitar rumah, kebun atau bahkan di sekitar bantaran Sungai “Brok Abang”, sehingga bisa dipastikan bahwa di setiap kebun dan sekitar bantaran Sungai “Brok Abang” pasti terdapat sampah-sampah yang berserakan. Selain itu, setiap pagi atau sore, di lingkungan Desa Simbangwetan pasti akan ada asap-asap beterbangan hasil dari pembakaran sampah yang dilakukan oleh banyak warga yang tentunya juga turut mencemari udara dan berbahaya bagi sistem pernapasan. 

Secara singkat dapat dikatakan bahwa sampah non organik terutama sampah plastik adalah salah satu jenis sampah yang sangat tidak ramah lingkungan. Memperlakukan sampah plastik dengan cara membuangnya disembarang tempat jelas akan mengganggu kesuburan tanah disekitarnya. Hal ini disebabkan karena sampah plastik tidak dapat diuraikan oleh bakteri-bakteri pengurai di tanah. Kalaupun bisa, maka proses penguraian tersebut akan memakan waktu yang lama hingga ratusan tahun, sedangkan volume sampah plastik yang dihasilkan oleh manusia semakin hari semakin bertambah banyak jumlahnya. 

Selain itu, penanganan sampah plastik dengan cara dibakar juga akan menimbulkan dampak negatif lain bagi lingkungan, diantaranya adalah perubahan iklim, pencemaran udara yang dapat mengganggu sistem pernapasan manusia dan menipisnya lapisan ozon karena kandungan gas yang dihasilkan dari pembakaran plastik dapat merusak lapisan ozon bumi sehingga tidak dapat melindungi bumi dari sinar matahari langsung secara maksimal sebagaimana zaman dahulu. Jika lapisan ozon semakin rusak dan menipis, maka hal ini akan berakibat fatal bagi manusia karena bumi akan menjadi semakin panas yang mana akan mempercepat mencairnya es di Kutub Utara dan Selatan, sehingga menjadikan permukaan air laut semakin tinggi. Selain itu, keadaan bumi yang semakin panas akan membuat air di dalam tanah turut menguap pula yang mana akan membuat suhu panasnya semakin tinggi baik di siang hari maupun malam hari. 

Maka dari itu, pengelolaan sampah plastik dengan cara yang bijak begitu urgen untuk dilakuakan di masa-masa sekarang yang “serba plastik” ini. Hal itu dimaksudkan agar Bumi sebagai tempat tinggal kita tidak semakin parah kerusakannya, sehingga dapat kita tinggali dengan nyaman dan tentram, jauh dari bencana dan kerusakan alam. 

Pada intinya, pengelolaan sampah plastik dengan cara yang bijak dapat membantu mengatasi permasalahan lingkungan dewasa ini berupa perubahan iklim sebagaimana yang terjadi di banyak wilayah seluruh penjuru dunia, tak terkecuali dengan wilayah Desa Simbangwetan. 

Salah satu bentuk pengelolaan sampah plastik yang baik dan dapat memberikan manfaat secara ekonomis bagi manusia adalah dengan cara dibuat ecobricks. Dalam hal ini, ecobricks dapat dijadikan sebagai salah satu bentuk potensi sekaligus solusi bagi masyarakat Desa Simbangwetan dalam menangani sampah plastik yang terus meningkat jumlahnya tersebut.

Selain itu, program pengambilan sampah yang diinisiasi oleh GP Ansor Simbangwetan juga dapat menjadi salah satu alternatif lain dalam menanggulangi permasalahan sampah termasuk di dalamnya sampah plastik di Desa Simbangwetan tercinta. Program ini telah rutin berjalan kurang lebih dalam satu tahun kebelakang dengan dua kali pengambilan dalam setiap minggunya dan sudah diikuti oleh sekitar 150 an KK. 

Selanjutnya, terkait dengan potensi yang dapat dicapai, barangkali program pengambilan sampah rutin ini hanyalah sebatas jasa mengambil sampah dari rumah warga dan membuangnya ke TPS semata tanpa ada potensi-potensi tertentu yang menyertainya jika masih stagnan dijalankan seperti ini saja. 

Berangkat dari kegalauan inilah akhirnya muncul sebuah ide dari sahabat-sahabat Ansor untuk membuat program Bank Sampah agar sampah-sampah warga yang biasa diambil secara rutin tersebut dapat terpilah dan terolah dengan baik sebagaimana mestinya. Dari sinilah potensi kembali muncul, memilah dan mengolah sampah plastik demi kemaslahatan lingkungan utamanya dan keuntungan secara ekonomi sebagai bonusnya.

D. SOLUSI

Sebagaimana keterangan yang ada pada poin sebelumnya, bahwa ecobricks dapat dijadikan sebagai salah satu bentuk potensi sekaligus solusi bagi masyarakat Desa Simbangwetan dalam menangani sampah plastik.

Ecobrick adalah suatu pengelolaan sampah plastik yang dilakukan dengan cara memasukannya ke dalam botol air mineral bekas. Semakin besar botol yang digunakan maka semakin besar pula daya tampung terhadap sampah plastik. Umumnya, botol air mineral dengan ukuran 1,5 liter sanggup menampung sampah plastik mencapai 600-800 gram. Pembuatan ecobrick dimaksudkan untuk meminimalisir kuantitas sampah plastik di lingkungan Desa Simbangwetan yang terus bertambah setiap harinya.

Selain itu, dengan dibuatnya ecobrick tersebut, maka jumlah sampah plastik yang dibakar dan dibuang sembarangan menjadi berkurang. Manfaat lain dari ecobrick adalah botol-botol yang sudah terisi sampah plastik secara penuh dan memenuhi standar berat yang ada dapat digunakan sebagai media utama dalam membuat lemari, kursi, meja dan lain sebagainya yang dibantu dengan penggunaan alat-alat lainnya seperti lem, kain dan lain-lain.

Alternatif lain yang dapat dilakukan oleh masyarakat Desa Simbangwetan dalam menekan populasi sampah terutama sampah plastik adalah dengan cara aktif mengikuti program Pengambilan Sampah Rutin dan Bank Sampah yang dimotori oleh sahabat-sahabat Ansor Desa Simbangwetan.

Dari segi ekonomi, turut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut dapat sedikit meringankan beban yang ada meskipun tidak seberapa. Akan tetapi, hal ini tetap saja merupakan sesuatu yang menggiurkan bak kebiasaan ibu-ibu menukarkan buku-buku sekolah anaknya yang sudah tidak terpakai lagi dengan bawang merah kepada tukang rongsok keliling di sekitar rumahnya.

E. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Hemat penulis, plastik adalah semacam “berkah sekaligus kutukan” bagi manusia. Plastik merupakan suatu berkah karena dapat memudahkan berbagai aktivitas keseharian manusia. Namun di sisi lain, plastik secara bersamaan juga dapat menjadi kutukan bagi manusia karena sampah-sampahnya yang tidak dikelola dengan baik sedikit demi sedikit akan membuat Bumi sebagai tempat tinggal manusia menjadi semakin rusak dan hancur.

Ecobricks sebagai salah satu bentuk pengelolaan sampah plastik dapat menjadi potensi sekaligus solusi bagi masyarakat Bumi secara umum, tak terkecuali dengan masyarakat di wilayah Desa Simbangwetan. Selain bermanfaat bagi kelestarian lingkungan dan Bumi, ecobricks juga mempunyai nilai ekonomi tersendiri karena dapat dijadikan sebagai bahan dasar dalam membuat perabotan rumah tangga seperti meja, kursi, lemari dan lain sebagainya.

Hemat penulis, berbagai wilayah di seluruh penjuru dunia, tak terkecuali dengan wilayah Desa Simbangwetan hendaknya selain membuat gerakan penghijauan lingkungan juga perlu membuat gerakan pengelolaan sampah, khususnya pengelolaan sampah plastik yang semakin tak terhitung jumlahnya sebagaimana program Pengambilan Sampah Rutin dan Bank Sampah yang diprakarsai oleh sahabat-sahabat Ansor Desa Simbangwetan.

Pada dasarnya gerakan pengelolaan sampah plastik dapat dimulai dari tiap-tiap rumah yang ada dengan cara diberikan pengarahan dan pembinaan secara intens oleh pihak pemerintahan setempat (idealnya- red). Hal tersebut tentu tidak akan dapat berjalan secara maksimal jika kerjasama antara masyarakat Desa Simbangwetan dengan pemerintahan setempat tidak terjalin dengan baik. Oleh karena itu, baik masyarakat maupun pemerintah haruslah mempunyai kesadaran yang tinggi akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan setempat, sehingga dapat menjalin sebuah kerja sama yang solid dalam mengatasi permasalahan lingkungan yang ada, salah satunya adalah sampah plastik. 

Semoga Bermanfaat!

“Pria Besar Tanpa Nama Besar”
Muhammad Khoirul Umam
(Kader GP Ansor Simbangwetan)

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Pengaruh Pembakaran Sampah Plastik Terhadap Perubahan Iklim di Desa Simbangwetan, Kecamatan Buaran, Kabupaten Pekalongan"

Post a Comment