Sejarah Simbang Wetan " Masjid Jami' " (03)

Masjid Jami' Uncup Sembilan

Masjid Jami' sebagaimana dipahami adalah sebuah tempat ibadah, sarana dakwah dan syiar Islam dalam masyarakat. 

Jika disebuah kabupaten dan kota ada istilah masjid gedhe atau sekarang masjid agung maka untuk tingkat desa dan kelurahan ada istilah masjid jami'. Bahwa adanya masjid jami' dalam tataran masyarat memiliki peran penting bukan hanya sebagai tempat ibadah semata, namun juga menjadi tempat proses belajar dan mengajar, juga banyak hal lain yang muncul melalui masjid jami' untuk tujuan kemaslahatan umat secara luas, maka bisa dibilang kesejahteran masyarakat, kurukunan umat dan sebuah peradaban maju dimulai dari Masjid Jami' tersebut.

Mengetahui banyak hal baik yang akan muncul dari sebuah keberadaan masjid Jami' maka pada tahun 1923 Haji Irsyad, Kyai Zuhri dan para tokoh waktu itu mempelopori pendirian Masjid Jami' di Desa Simbang Wetan. 

Dalam proses awal berdirinya Masjid Jami' Simbang Wetan ini tidaklah mudah, disebutkan oleh Akip Suminto, dalam bukunya "Politik Islam Hindia Belanda" pada tahun 1926 M  terjadi perselisihan antara para tokoh Desa Simbang Kulon dengan para tokoh Desa Simbang Wetan disebabkan keberadaan Masjid Jami' baru di Simbang Wetan yang menurut mereka jaraknya terlalu dekat dari Masjid Jami' Simbang Kulon yang telah berdiri sebelumnya (1906 M), sehingga ada anggapan tidak sah sholat jum'at di Masjid Jami' baru tersebut dan keberadaanya dianggap kurang maslahat karena syarat jarak yang tidak terpenuhi menurut pandangan mereka. Ada juga mengatakan kalau Masjid Jami' Simbang Wetan boleh saja berdiri namun harusnya berada di timur jalan raya bukan di baratnya seperti sekarang.

Konflik tersebut begitu sensitif dan besar pengaruhnya dalam masyatakat dan menurut Akip Suminto hal tersebut memang didesain oleh pihak pemerintah hindia belanda untuk memecah belah umat dibawah, maka untuk mengakhiri perselisihan dan konflik yang terjadi para tokoh sepakat ditentukanlah jarak boleh membangun Masjid Jami' baru tersebut yakni 1000 Meter dari masjid jami' terdekat. Kemudian dilaksakanlah pengukuran dengan disaksikan para warga sekitar dan dihadir pula pihak pemerintah, jika lebih dari 1000 meter jarak kedua masjid maka sepakat para tokoh tidak mempermasalahkan adanya masjid jami' baru Simbang Wetan tersebut, setelah diukur hasilnya adalah jarak keduanya yakni masjid simbang kulon dan simbang wetan telah melebihi dari batas jarak yang ditentukan. maka dengan solusi tersebut Masjid Jami' Simbang Wetan telah benar-benar sah secara hukum sekaligus berakhirlah konflik yang ada didalamnya. 
.
Dengan semangat para tokoh yang dipelopori H. Irsyad dan Kyai Zuhri bersama masyarakat Desa Simbang Wetan bahu-membahu gotong royong baik dalam hal fisik maupun non fisik maka pada tahun 1935 selesailah pembangunan Masjid Jami' Simbang Wetan yang terkenal dengan masjid dengan uncup sembilan. Dari sini maka dimulailah peradaban baru di Desa Simbang Wetan terutama dengan kemunculan sarana prasarana pendidikan mulai TK SD MI SMP dan seterusnya ada MADIN, TPQ, Pondok Pesantren yang hari ini dibawah naungan Yayasan Yarohis, dan tidak munutup kemungkinan kedepanya skan ada SMA, SMK bahkan Universitas di Desa Simbang Wetan. Dengan SDM yang dimiliki sekarang dan image Buaran Khususnya Simbang yang dikenal dengan pendidikan dan agamanya selain juga batik hal tersebut sangatlah mungkin.
Tampak Depan Setelah Renovasi 

Tampak Samping

.
Tahun 1956

Dengan berbagai pertimbangan menurut H.Sifri Suchaimi Masjid Jami' Simbang Wetan mengalami perubahan terutama pada sisi atap masjid yang tadinya memiliki uncup sembilan dirubah menjadi satu uncup seperi halnya Masjid Agung Demak.
.
Tahun 1991

Dimotori H. Ridwan dan tokoh agama saat itu KH. Khamim Zuhri melihat jumlah penduduk semakin meningkat dan kenyataan bahwa Masjid Jami' Simbang Wetan saat itu tidak lagi mampu menampung jama'ah sholat jum'at juga dari segi struktur bangunan yang sudah tua dan dikwatirkan roboh maka diputuskanlah ide rehabilitasi Masjid secara total, dengan tujuan pertama meningkatkan mentalitas sosial warga Simbang Wetan agar semakin cinta beramal jariyah demi kepentingan umum terutama kepentingan terhadap tempat ibadah.
sekarang dg tambahan menara
 Tujuan Kedua adalah untuk memakmurkan masjid sebagai penghayatan dan pengamalan ajaran agama Islam. Yang ketiga adalah sebagai bentuk partisipasi warga simbang wetan dalam hal pembangunan nasional dalam bidang mental spiritual dan fisikal.
Dengan maksud dan tujuan tersebut maka mulai tahun 1992 M dimulailah pembangunan rehab Masjid Jami Simbang Wetan.




Bersambung......,

Oleh. Tim Sejarah Ansor Simbang Wetan



Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Sejarah Simbang Wetan " Masjid Jami' " (03)"

Post a Comment