Foto kenangan kegiatan rutinan Rijalul Ansor dan Peringatan Harlah GP Ansor |
Malam
Senin, 8 Syawal 1438 H/2 Juli 2017 M kami atas nama Gerakan Pemuda (GP) Ansor ranting Simbang
Wetan sowan ke rumah Bapak Kyai Mansur. Setiba di sana, kami bertemu pula
dengan rombongan jama’ah dari musholla Midrorul Barokah (Simbang Wetan gang
Lapangan Tanjung) di antaranya ada KH Muhammad Bakhir, KH Ahmad Basthomi, serta ada pula Pak
Manten desa Simbang Wetan, Bapak Ahmad Solikhin.
Tak
lama, rombongan dari musholla Midrorul Barokah tersebut undur diri setelah
memohon doa serta mengucapkan permintaan maaf khas lebaran. Kemudian, kami
mulai ngobrol dengan Kyai Mansur, ngalor ngidul. Ngalor, membahas perihal
sampah, dan ngidul untuk membahas hal-hal yang berkaitan dengan program kerja GP
Ansor pasca-lebaran.
Dari
pertemuan yang menghabiskan bergelas-gelas es sirup tersebut, kami mencatat
setidaknya ada tiga poin penting yang direkomendasikan oleh Kyai Mansur selaku
Syuriah NU Simbang Wetan. Di antaranya yaitu: pertama, memperketat administrasi
sampah serta tata kelola keuangannya. Kedua, fokus pendirian Tabungan Hari
Raya. Dan yang ketiga, memupuk kembali semangat pemuda Ansor dalam
berorganisasi.
Ketiga
poin tersebut menjadi oleh-oleh penting bagi kami selaku pemuda yang memiliki
basis pergerakan An-Nahdliyyah. Pergerakan yang berasas pada nilai-nilai yang
diperjuangkan oleh Nahdlatul Ulama. Dari pertemuan tersebut pula, kami serasa
mendapatkan (lagi) nutrisi dan spirit untuk terus berkarya serta terus pula
bergerak menuju pada perubahan-perubahan yang baik, bagi Nahdliyyin khususnya,
serta terutama bagi masyarakat desa Simbang Wetan pada umumnya.
Foto kenangan Rutinan Rijalul Ansor dan Peringatan Harlah GP Ansor |
Kegiatan
sowan ke kyai Syuriah NU ini seyogianya menjadi agenda rutin Departemen Dakwah
GP Ansor, dan berhubung saat ini masih dalam suasana Idul Fitri, maka kegiatan
ini juga sekaligus mempererat ukhuwwah kita sebagai sesama pemangku organisasi
NU, pula sebagai implementasi dari Halal bi Halal yang kita ketahui sebagai
tradisi yang lahir dari pemikiran orang NU.
Di
samping itu semua, dengan melaksanakan kegiatan sowan ke para kyai Syuriah NU
selaku “orang tua” kami di GP Ansor, kami juga mengharapkan adanya titik
pelajaran bahwa sebagai “anak”, kita memang harus menyadari posisi kita;
menghormati orang tua. Sebagai “anak”, kita harus bisa memahami bahwa kewajiban
kita adalah menghormati “orang tua” kita. Meski penghormatan itu masih
seringkali terwujud dalam bentuk layaknya “curhat” oleh seorang anak terhadap
bapaknya, akan tetapi memang di situlah kami belajar berproses.
Terakhir,
sedikit kami sampaikan dan ingatkan kembali pula di sini bahwa GP Ansor ranting
Simbang Wetan, pada tahun ini memiliki program-program kerja yang perlu
sama-sama kita semua realisasikan. Di tahun ini, kita semua harus mau
bersama-sama bergotong royong membangun organisasi kita tercinta ini demi
mewujudkan visi dan misi GP Ansor. Kita semua harus mampu menaikkan kualitas
semangat kita dalam berorganisasi, yang salah satu ejawantahannya dapat dilihat
dari bagaimana kita semua mampu menjalankan program-program kerja yang telah
kita sepakati akan kita jalankan pada tahun ini.
Demikian,
selamat berjuang untuk semua sahabat-sahabat Ansor di seluruh Simbang Wetan. Mari
kita belajar bergerak dengan cara yang baik demi tujuan yang baik.
Salam.
Admin.
Keren banget...
ReplyDeletelanjutkan.....
Terima kasih telah berkunjung, Mbak Ismiyati..
DeleteSalam..
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteMenjaga tradisi....
ReplyDeletemenhajlin silaturrahmi...
salam manis buat yg coment atas yah..
Iyak betul sekali, Komandan.
DeleteHehehe.. Nanti disampaikan sendiri saja salamnya. :))
Menuju 1 Abad Nahdlatul Ulama
ReplyDeleteMANTABBBBBBBBBBBB!
ReplyDeleteDitunggu postingan berikutnya, min.