Syekh Salim bin Sumair Al-Hadhromi Al-Batawi Asy-Syafi'i: Pengarang Kitab Safinatun Najah dan Pejuang Kemerdekaan Indonesia


Pengajian dan Diskusi Kitab Safinatunn Najah adalah salah satu program Rijalul Ansor Pac. Buaran, yang telah berjalan untuk yang kedua kalinya pada minggu kemarin di Masjid Jami’ Wonoyoso (18/12/18). Sebagaimana yang diutarakan oleh Sahabat Huda sewaktu awal penjelasannya yakni muallif kitab Safinatun Najah adalah seorang Ulama’ kelahiran Hadromaut Yaman tepatnya di Desa Dzu Ashbah, bernama Syekh Salim bin Abdullah bin Sa’ad bin Abdullah bin Sumair Al-Hadromi Asy-Syafi’i Al-Batawi. Gelar Al-Batawi disematkan kepada beliau karena tempat terakhir beliau mukim dan berdakwah adalah di Indonesia tepatnya di Jakarta atau Batavia  sampai beliau wafat pada tahun 1271 H/1855 M. Dan  makam beliau sekarang dapat kita ziarahi berada di Komplek Masjid Al-Ma'mur Tanah Abang Jakarta.
Disamping gelar Ahli Fikih (al-Faqih) beliau juga mendapat gelar al-Muallim[1] yakni sebuah gelar untuk pengajar al-Qur’an yang disegani di Hadromaut Yaman, Syekh Salim bin Sumair beliau seorang Hakim Agama (al-Qodhi), Ahli Politik (as-Siyasi) dan juga Ahli dalam hal kemiliteran (al-Khobir bisy-Syu’unil ‘Askariyah)[2], dimana beliau pernah diminta oleh kerajaan Kasiriyyah yang terletak di daerah Yaman untuk membeli per­alatan perang tercanggih pada saat itu, maka beliau berangkat ke Singapura dan India untuk keperluan tersebut dan dinilai sangat sukses oleh pihak kerajaan yang kemudian mengangkat beliau sebagai staf ahli dalam bidang militeran, beliau juga termasuk yang berjasa dalam mendamaikan suku Yafi’ dan Kerajaan Kastiriyah hingga menjadi penasehat khusus Sultan Abdullah bin Muhsin saat itu, sebelum akhirnya beliau hijrah dan menetap di Indonesia. Adapun tambahan penulis adalah beliau juga serorang pejuang kemerdekan Indonesia dalam melawan penjajah pada waktu itu yang pantas mendaptkan penghormatan lebih dari negara dan masyarakat, perjuangan beliau salah satunya dapat dilihat dari tulisan Martin van Bruinessaen “Kitab Kuning: Pesantren dan Tarekat” tentang Syekh Salim bin Sumair yang sangat tegas dalam melawan pemerintahan penjajah, bahkan kerena ketegasan sikap dan pendirian beliau ini sempat bersinggungan dengan sahabatnya sendiri yang juga seorang ulama’ pada saat itu yakni As-Sayyid al-Habib Ustman bin Yahya yang memakai cara lebih lunak untuk menghadapi penjajah.
Makam Syekh Salim bin Sumair di bawah Mihrab Masjid Al-Ma'mur
Adapun beliau berguru kepada para ulama’ terkemukan Hadromaut pada abad ke 13 Hijriyah, salah satunya adalah Syekh Abdullah bin Sa’ad bin Sumair dan Syekh Abdullah bin Ahmad Basyudan, sedangkan murid-murid beliau sangatlah banyak dari sekian banyak salah satu yang mashur adalah al-Habib Abdullah bin Thoha al-Hadaral-Haddad dan Syekh al-Faqih Ali bin Umar Baghuzah. Belum banyak tulisan tentang guru dan murid beliau saat setelah menetap di Indonesia.
Walaupun Syekh Salim seorang yang sangat sibuk dalam berbagai kegiatan dan jabatan, namun beliau adalah seorang yang sangat banyak berdzikir kepada Allah SWT dan juga dikenal sebagai orang yang ahli membaca Al Qur'an. Salah satu temannya yaitu Syekh Ahmad Al-Hadhrawi dari Mekkah mengatakan: "Aku pernah melihat dan mendengar Syekh Salim menghatamkan Al Qur'an hanya dalam keadaan Thawaf di Ka'bah".
Adapun sejarah perjuangan beliau perlu kiranya lebih dalam kita gali, dan tulisan ini adalah sebagai pengenalan kita sebagai santri yang mengaji dan mengkaji kitab beliau yang fenomenal dengan nama Safinatun Najah, dengan kita mengenal beliau maka lebih mudah untuk memahami isi kandungan kitabnya, karena ada ungkapan  من لم تعرف لا تحرم“siapa tak kenal maka tak cinta. Kemudian apa kelebihan kitab Safinatun Najah beliau ini sehingga banyak ulama’ membuat syarah hingga dikaji diseluruh dunia termasuk Indonesia, jawabanya akan kita bahas di pertemuan Rijalul Ansor  selanjutnya tutur M. Munir Ketua PAC GP Ansor Buaran.


 oleh. Iqbal




[1] Muqoddimah Kitab Ad-Durotul Al-Yatimah oleh Umar bin Hamid bin Abdul Hadi Al-Jilani, hal. 19  
هو اصطلاحا حضرمي يطلق على من اشتغل بإقراء القرآن الكريم، وأحسب أنهم أخذوه من الحديث الشريف المخرج في الصحيح البخاري من رواية عثمان بن عفان رضي الله عنه "خيركم من تعلم القرآن وعلمه"
[2] Muqoddimah Kitab Ad-Durotul Al-Yatimah oleh Umar bin Hamid bin Abdul Hadi Al-Jilani, hal. 19  

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Syekh Salim bin Sumair Al-Hadhromi Al-Batawi Asy-Syafi'i: Pengarang Kitab Safinatun Najah dan Pejuang Kemerdekaan Indonesia "

Post a Comment