Oleh-oleh dari Al-Anwar Sarang


Jum'at (22/2) PR GP Ansor Simbang Wetan dipimpin Kyai Fauzi dan Kyai Mahrur ketua Tanfidhiyah PR NU sowan dan ngangsu kaweruh kepada KH. Maimoen Zubair di PP Al-Anwar Sarang.



Setelah selesai sholat subuh berjama'ah, dilanjutkan dzikir dan pembaca yasin fadhilah,  dengan tawadhu' kami semua menunggu untuk dipersilahkan sowan beliau, KH Maimoen Zubair yang akrab dipanggil Mbah Moen.

"Seko pekalongan endi?" Tanya Mbah Maimoen,  sembari satu persatu dari kami sungkem. "Sangking Ansor Simbang Wetan Buaran Mbah", jawab kami kepada Beliau mengawali percakapan pada waktu itu. Dari semua dawuh beliau waktu itu, maka terlalu banyak jika kami tulis semua disini, sehingga   kami ambil tiga hal yang sekiranya bisa untuk kami jadikan oleh-oleh.

Satu, Beliau dawuh, "ojo pisan-pisan koe ninggal sholat lan zakat fitrah, kerono loro kui hak seng wajib gawe badan, jeneng.e zakatul badani, zakat fitrah kui bedo karo zakat mal (harta benda) seng butuh nisob ben iso dadi wajib."

Jadi kita di ingatkan oleh Beliau bahwa Sholat itu wajib dan harus dilakukan oleh tubuh kita, karena tubuh itu punya hak yang harus dipunuhi dan Sholat adalah haknya tubuh, begitupun zakat fitrah wajib dikeluarkan tanpa harus menunggu nisob, karena tubuh seseorang perlu tenaga dan tenaga itu dihasilkan dari makanan, oleh karenanya badan ini harus mengeluarkan haknya yaitu melalui zakat fitrah. "Lan zakat fitrah kui ora usah mok panitiani koyo zakat mal, kui seng bener" , tambah Mbah Maimoen Zubair, sebagai kritik sosial terhadap keberadaan panitia zakat fitrah dimasyarakat.

Kedua, "ngajio terus nek kepingin ndunyo iki ora kiamat, ora bakal kiamat nek iseh ono wong seng gelem ngaji."

Dalam penjelasan beliau, bahwa nanti semua manusia itu akan masuk islam namun tidak ada yang benar-benar menguasi agama islam('alim) disaat itulah kiamat terjadi, ambil contoh pada zaman Nabi Muhammad Saw kemudian Kholifahur Rosyidin ketika suatu daerah itu masuk islam maka daerah tersebut menjadikan bahasa arab sebagai bahasanya maka banyak yang ahli agama ('alim) dari daerah tersebut, seperti mesir, persia, irak, syam dan lain sebagainya. Namun dewasa ini dengan penyebaran agama islam yang semakin masif diberbagai negara termasuk Indonesia dengan pengajaranya yang tidak dengan bahasa arab namun dengan bahasa negara masing-masing, akibatnya banyak orang masuk islam namun tidak bisa mendalam pemahamanya tentang islam karena bahasa Arab pun tidak mereka kuasi. Maka bersukurlah di Indonesia yang masih ada Kyai dan pondok pesantren yang mengajarkan agama Islam dengan cara Arab,  "termasuk pondoku iki", tutur Mbah Maimun.



Ketiga, tentang pemimpin Negara, "Wajib hukume wong NU mileh (Beliau menyebut salah satu Capres), nek wong NU kok ora milih (Beliau menyebut salah satu Capres) kui NU nangeng ora patik NU, Rungokno iki Yhoo."

Disini beliau seperti memberi ultimatum keras untuk memilih salah satu pasangan capres cawapres dengan memberi keterangan kelebihan-kelebihan pasangan tersebut dan alasan-alasanya sehingga memang itu adalah pilihan terbaik, yang mana tidak perlu kami sebutkan disini, karena perlu diketahui bahwa penulis tidak ada unsur dan niat sama sekali untuk berkampanye dalam tulisan ini, sumua yang kami tulis hanya tahaddus binni'mah, dan sangat bersyukur dapat bertemu dan ngaji dengan beliau KH. Maimoen Zubair. Adapun pilihan capres cawapres kami serahkan kepada pribadi masing-masing dan kami sangat menghormati apapun pilihannya tersebut, namun tidak ada salahnya kami menukil pendapat seseorang yang berkata "ijtihad politik itu masalah yang dhonniy, sedang bersebrangan dengan masyayikh itu mafsadah yang qoth'iy, maka tidak sebanding dengan otak dangkal kita yang sudah merasa hebat bersebrangan dengan syaikina. Taqlid lebih aman".

.
Wallohu a'lam



Oleh. Iqbal

Postingan terkait:

1 Tanggapan untuk "Oleh-oleh dari Al-Anwar Sarang"

  1. Pada foto terakhir, ada saya.

    Sayange kok ketutupan soko..
    😖

    ReplyDelete